Parkir Otomatis

Parkir Otomatis Menggunakan 

Sensor Infrared, Sensor Touch, dan PIR Sensor

 

1. Tujuan  [Daftar]

  1. Dapat memahami sistem rangkaian aplikasi parkir otomatis menggunakan sensor infrared, sensor touch, dan PIR sensor.
  2. Mengaplikasikan rangkaian aplikasi parkir otomatis kedalam software proteus
  3. Untuk dapat mengetahui penggunaan aplikasi parkir otomatis
  4. Untuk dapat lebih memahami karakteristik parkir otomatis
  5. Untuk menyelesaikan tugas besar yang diberikan Bapak Dr. Darwison.


2. Alat dan Bahan [Daftar]

A. Alat 

1) Baterai


    Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.

2) DC Voltmeter


    Dc voltmeter berfungsi mengukur tegangan pada rangkaian

B. Bahan

1) Resistor

    Resistor fungsinya untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Resistor 


Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.


Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna : 

1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10     (10^n), ini merupakan nilai toleransi dari resistor.

2. Dioda


    Dioda mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.



3) Transistor


    Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. 



4) OP-Amp

    Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier. Merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Op amp berfungsi sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan baik DC maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi impedansi masukan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah. OpAmp banyak dimanfaatkan dalam peralatan-peralatan elektronik sebagai penguat, sensor, mengeraskan suara, buffer sinyal, menguatkan sinyal, mengitegrasikan sinyal. Selain itu digunakan pula dalam pengaturan tegangan, filter aktif, intrumentasi, pengubah analog ke digital dan sebaliknya.



5) Ground


Ground berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting.


Komponen Input

1) Sensor Infrared

    Sensor Infrared merupakan komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

 
Konfigurasi pin:


 


2) Sensor Touch

    Touch sensor merupakan sebuah lapisan penerima input dari luar monitor. Input dari touchscreen adalah sebuah sentuhan, maka dari itu sensornya juga merupakan sensor sentuh. Sensor Sentuh berfungsi ketika ada sentuhan tangan manusia yang mengenai sensor.


FITUR DAN SPESIFIKASI :
  1. * Operating voltage 2.0V~5.5V
  2. * Operating current @VDD=3V, no load, SLRFTB=1
  3. * The response time max about 60mS at fast mode, 220mS at low power mode @VDD=3V
  4. * Sensitivity can adjust by the capacitance (0~50pF) outside
  5. * Have two kinds of sampling length by pad option (SLRFTB pin)
  6. * Stable touching detection of human body for replacing traditional direct switch key
  7. * Provides Fast mode and Low Power mode selection by pad option (LPMB pin)
  8. * Provides direct mode ‘toggle mode by pad option (TOG pin), Open drain mode by bonding option, OPDO pin is open drain output, Q pin is CMOS output
  9. * All output modes can be selected active high or active low by pad option (AHLB pin)
  10. * Have the maximum on time 100sec by pad option (MOTB pin)
  11. * Have external power on reset pin (RST pin)
  12. * After power-on have about 0.5sec stable-time, during the time do not touch the key pad, And the function is disabled
  13. * Auto calibration for life and the re-calibration period is about 4.0sec, when key has not be touched

        

        


3) PIR Sensor

Spesifikasi : 
- Deteksi sudut 120 derajat.
- Kisaran deteksi 7m.
- Ukuran: 32x24mm
- Output sinyal switch TTL output sinyal tinggi (3.3 V), output sinyal     rendah (0.4 V).
- Waktu pemicu dapat disesuaikan 0,3 detik hingga 10 menit.
- Umum digunakan dalam perangkat anti-pencurian dan peralatan lainnya.
- Modul telah dipaksa untuk mengatur bekerja memicu dapat digunakan kembali
- Tegangan kerja 4,5 untuk 20V

4). Loadcell
            Sensor load cell adalah jenis sensor beban yang banyak digunakan untuk mengubah beban atau gaya menjadi perubahan tegangan listrik. Perubahan tegangan listrik tergantung dari tekanan yang berasal dari pembebanan. Pada sensor load cell terdapat strain gauge yaitu komponen elektronika yang digunakan untuk mengukur tekanan. Strain gauge dikonfigurasikan menjadi rangkaian jembatan wheatstone. Jembatan wheatstone terdiri dari empat buah resistor yang dirangkai seri dan paralel.
Spesifikasi:

5) Logicstate

    Logicstate berfungsi menandakan sensor aktif atau tidak.


6) Potensiometer
            


            Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya


Komponen Output

1) LED

  Fungsi utama LED dalam dunia elektronika sebagai indikator
  
  Tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:

    • Infra merah : 1,6 V.
    • Merah : 1,8 V – 2,1 V.
    • Oranye : 2,2 V.
    • Kuning : 2,4 V.
    • Hijau : 2,6 V.
    • Biru : 3,0 V – 3,5 V.
    • Putih : 3,0 – 3,6 V.
    • Ultraviolet : 3,5 V.



2) Buzzer

    Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran suara.

3) Motor DC

    
    Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah.

4) Relay

    Relay adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik dalam sebuah rangkaian. Karena fungsi relay tersebut, itulah mengapa komponen yang satu ini juga disebut sebagai saklar.

 

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat  pada batang besi atau solenoid di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi  pada solenoid sehingga kotak saklar akan menutup. Pada saat rus dihentikan, gaya magnet akan dihentikan, gaya magnet akan hilang. Tuas akan kembali ke posisi semuladan kontak saklar kembali terbuka.relay biasanya digunakan untuk menggerakan arus atau tegangan yang besar

Pada dasarnya relay terdiri  dari 4 komponen dasar yaitu:

  1. Electromagnet
  2. Armature
  3. Switch contact point (saklar)
  4. Spring

Kontak poin relay terdiri atas dua yaitu :

  1. Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan  akan selalu berada di posisi close
  2. Normally open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan  akan selalu berada di posisi open
    

3. Dasar Teori [Daftar]

1) Sensor Sentuh




    Touch sensor merupakan sebuah lapisan penerima input dari luar monitor. Input dari touchscreen adalah sebuah sentuhan, maka dari itu sensornya juga merupakan sensor sentuh. Biasanya sensor sentuh berupa sebuah panel terbuat dari kaca yang permukaannya sangat responsif jika disentuh. Touch sensor ini diletakkan di permukaan paling depan dari sebuah layar touchscreen, dengan demikian area yang responsif terhadap sentuhan menutupi area pandang dari layar monitor. Maka dari itu ketika kita menyentuh permukaan layar monitornya, input juga telah diberikan oleh kita. Teknologi touch sensor yang kini banyak digunakan terdiri dari tiga macam, seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu Resistive touchscreen, Capasitive touchscreen, dan Surface wave touchscreen. Semua jenis sensor ini memiliki cara kerja yang sama, yaitu menangkap perubahan arus dan sinyal-sinyal listrik yang ada pada sensor tersebut, merekamnya dan mengubahnya menjadi titik-titik koordinat yang berada di atas layar, sehingga posisi tepat dari sebuah sentuhan dapat langsung diketahui dengan benar.

Cara kerja

    Mengetahui keberadaan dan lokasi suatu “sentuhan” di dalam suatu area dengan membaca titik-titik koordinat dari sumber sentuhan yang menempel pada layar. Pada kondisi ini touch sensor mengacu pada kontak atau sentuhan pada layar dengan menggunakan jari atau tangan. Teknologi ini juga bisa mengetahui sentuhan dari obyek pasif seperti stylus dan sejenisnya. Touch sensor merupakan sebuah monitor yang sensitif terhadap sentuhan dan tekanan (resistif), sehingga perangkat ini memiliki dua fungsi yaitu, sebagai perangkat output karena menampilkan informasi dan input karena menerima informasi. Data yang dihasilkan dari sentuhan ini tentunya adalah data mengenai posisi tangan kita yang menyentuh sinyal ultrasonic tersebut. Jika ini dilakukan secara kontinyu dan terdapat banyak sekali sensor gelombang ultrasonic pada media yang disentuhnya, maka jadilah sebuah perangkat touch sensor  yang dapat digunakan.

Gambar Grafik Sensor Sentuh


Dari datasheet kita lihat performance dari IC ini bisa di gunakan untuk tegangan kerja VCC baik 3.3volt ataupun 5volt DC dan memiliki prinsip capacitance. Dan kelebihan lain kita bisa setting ouput pin active high atau active low pada kondisi awal pada pin AHLB.  Digital touch sensor dapat digunakan untuk switching suatu alat atau sistem. Seperti untuk menghidupkan lampu, menghidupkan motor, menyalakan sistem keamanan, dan lain-lain.


2) Sensor Infrared

    Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

Prinsip Kerja Sensor Infrared
 



Gambar 1. Ilustrasi prinsip kerja sensor infrared

    Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.


Gambar 2. Rangkaian dasar sensor infrared common emitter yang menggunakan led infrared dan fototransistor 


    Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:



Gambar 3. Keadaan Basis Mendapat Cahaya Infra Merah dan Berubah Menjadi Saklar (Switch Close) Secara Sesaat


Grafik Respon Sensor Infrared
 

Gambar 4. Grafik respon sensor infrared

Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.

3) PIR Sensor

        Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sesuai dengan namanya sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
        Sensor PIR sendiri memiliki dua slot di dalamnya, setiap slot terbuat dari bahan khusus. PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian bagian yang mempunyai perannya masing masing yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator. 



Gambar 2


        Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. 
(Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk mendeteksi manusiadimana sensor ini  membutuhkan tegangan masukan sebesar 5 Vdc The PIR sensor sendiri memiliki dua slot di dalamnya, setiap slot terbuat dari bahan khusus PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Di dalam sensor  PIR ini terdapat bagianbagian yang mempunyai perannya masingmasing,  yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.  Seperti terlihat pada gambar 2 dibawahini.  sensor PIR pada saat berlogika 1 dan 0. Pengujian ini juga diperlukan untuk mengetahui  nilai tegangan output sensor passive infrared (PIR) ketika mendeteksi gerakan manusia dan tidak mendeteksi gerakan manusia. 

Cara melakukan pengujian ini adalah sensor harus mendapat tegangan input sebesar 5 Vdc




     Grafik

    
    Rumus mencari kecepatan deteksi sensor,


V = S / t 



     Tabel keluaran sensor PIR


4) Op Amp

Penguat operasional (Operational Amplifier) atau yang biasa disebut dengan op-amp, merupakan penguat elektronika yang banyak digunakan untuk membuat rangkaian detektor, komparator, penguat audio, video, pembangkit sinyal, multivibrator, filter, ADC, DAC, rangkaian penggerak dan berbagai macam rangkaian analog lainnya.

Op-amp pada umumnya tersedia dalam bentuk rangkaian terpadu yang memiliki karakteristik mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.

Ada tiga karakteristik utama op-amp ideal, yaitu; 1. Gain sangat besar (AOL >>).

1. Penguatan open loop adalah sangat besar karena feedback-nya tidak ada atau RF = tak terhingga.

2. Impedansi input sangat besar (Zi >>).

Impedansi input adalah sangat besar sehingga arus input
3. Impedansi output sangat kecil (Zo <<).

ke rangkaian dalam op-amp sangat kecil sehingga tegangan

input sepenuhnya dapat dikuatkan.

Impedansi output adalah sangat kecil sehingga tegangan output stabil karena tahanan beban lebih besar yang diparalelkan dengan Zo <<.

Non Inverting Detektor

Dengan Vref = bertegangan positif
Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vberupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah seperti gambar 78.

Gambar 78 Rangkaian detektor non inverting

Dengan menggunakan persamaan (1) maka Vi = V1 dan +Vref = V2 sehingga bentuk gelombang tegangan output Vo ( Vo(max) ±Vsat = AOL .(V1 - V2 ) ) yang dihasilkan dengan simulasi multisim adalah seperti gambar 79.

Gambar 79 Bentuk gelombang input dan gelombang output
Adapun kurva karakteristik Input-Ouput (I-O) adalah seperti gambar 80. Dengan Vi > 0 maka Vo = +Vsat dan sebaliknya bila Vi < 0 maka Vo = -Vsat.


Gambar 80 kurva karakteristik I-O

Non Inverting Amplifier

Rangkaian non inverting amplifier (tidak membalik) adalah seperti gambar 122, input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga tegangan output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input. Untuk mencari turunan penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc positif, seperti gambar 123. 

Gambar 122 Rangkaian non inverting amplifier
Gambar 123 Rangkaian non inverting amplifier dengan input dc positif 

Dari rangkaian gambar 123 dengan syarat op-amp ideal Ed = 0 maka VA = Vi sehingga rangkaian dapat disederhanakan untuk mencari arus I seperti gambar 124.

Gambar 124 Rangkaian untuk menghitung arus I

Dengan I = Vi/Ri maka dapat dicari ACL rangkaian non inverting amplifier gambar 123

Adapun hasil simulasi bentuk gelombang I-O seperti gambar 125 dan karakteristik I-O seperti gambar 126.

Gambar 125 Bentung gelombang tegangan output Vdengan input Vac
Gambar 126 Kurva karakteristik I-O 


5) Transistor

1. Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar 58. 



Gambar 58 Rangkaian Fixed bias


2.Emitter-Stabilized Bias adalah rangkaian Fixed bias yang ditambahkan tahanan RE seperti gambar 59.

 Gambar 59 Rangkaian Emitter-Stabilized Bias

sehingga tahanan RE kalau dilihat dari input untuk mencari arus IB adalah sebesar (β+1)RE

3. Self Bias adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB seperti gambar 60.

Gambar 60 Rangkaian Self Bias 



4. Percobaan [Daftar]

A. Prosedur Percobaan

1. Siapkan software proteus anda

2. Siapkan komponen yang dibutuhkan

3. Mulailah rangkai rangakaian seperti gambar dibawah ini





4. Jalankan rangkaian


B. Rangkaian Simulasi

1. Ketika sensor belum bekerja


2. Ketika sensor bekerja





5. Prinsip Kerja [Daftar]




1) Touch Sensor 1

    Ketika seseorang ingin memarkirkan mobil, Dia akan menekan tombol pengambilan karcis (touch pad) untuk mengambil karcis masuk garasi. Ketika touch sensor disentuh maka touch sensor akan mendeteksi adanya sentuhan. Hal ini membuat sensor touch yang awalnya berlogika nol menjadi berlogika satu, ini menandakan touch sensor sudah aktif. Output dari touch sensor masuk kekaki non inverting pada rangkaian Non-Inverting Amplifier sebagai sinyal input Amplifier sebesar 5 volt juga (Vin = 5 V). Pada rangkaian Non-Inverting Amplifier terjadi penguatan, dengan perhitungan Vout = (Rf/Ri+1)Vin. Dimana nilai Rf = 10k dan Ri = 10k sehingga jika dimasukkan kedalam rumus Vout = (10k/10k+1)5 = (1+1)5 = 2x5 = 10 Volt. Didapatkan nilai Vout melalui perhitungan sebesar 10 V. Hal ini juga bernilai sama dengan yang ditunjukan oleh voltmeter dibagian output rangkaian Non-Inverting Amplifier yaitu 10 V. Nilai Vout = 10 V menunjukan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar dua kali lipat dari sinyal awalnya dan tidak terjadi perubahan fasa. Setelah dari rangkaian Non-Inverting Amplifier, tegangan 10 V diumpankan ke resistor R10 yang sebesar 10k Ohm dan berlanjut ke transistor, maka ditransistor terukur tegangan Vbe = 0,80 Volt. Hal ini dapat menjadi indikator on atau offnya sebuah transistor. Oleh karena nilai Vbe melebihi 0,6 maka disini transistor berstatus on. Rangkaian dari transistornya berupa rangkaian self bias. Dengan adanya tegangan diVbe atau tegangan masuk kekaki base sebesar 0,80 (transistor on) maka ada tegangan dari Vcc melewati relay terus melewati kolektor terus ke emitor. Dikarenakan ada arus yang melewati kumparan relay maka switch relay akan bergerak dari kanan kekiri. Dengan sendirinya ada terjadinya loop yang menghidupi motor. Dari batre B4 memberikan suply ke motor dan keindikator lap sehingga motornya hidup. Motor hidup dan motor akan mengeluarkan karcis dan menaikan mobil.

2) Sensor PIR
 
    Ketika mobil melewati PIR sensor, maka sensor PIR akan mendeteksi adanya pergerakan (mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah). Hal ini membuat sensor PIR yang awalnya berlogika nol menjadi berlogika satu, ini menandakan PIR sensor sudah aktif. Ketika aktif, PIR sensor akan mengeluarkan tegangan output sebesar 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan masuk kekaki non inverting dari rangkaian Non-Inverting Amplifier sebagai sinyal inputan (Vin = 5 Volt). Pada rangkaian Non-Inverting Amplifier terjadi penguatan, dengan perhitungan Vout = (Rf2/Ri2+1)Vin. Dimana nilai Rf2 = 15k dan Ri2 = 10k sehingga jika dimasukkan kedalam rumus Vout = (15k/10k+1)5 = (3/2+1)5 = 5/2x5 = 12,5 Volt. Didapatkan nilai Vout melalui perhitungan sebesar 12,5 V. Hal ini juga bernilai sama dengan yang ditunjukan oleh voltmeter dibagian output rangkaian Non-Inverting Amplifier yaitu 12,5 V. Nilai Vout = 12,5 V menunjukan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar 1,5 kali lipat dari sinyal awalnya dan tidak terjadi perubahan fasa. Setelah dari rangkaian Non-Inverting Amplifier, tegangan 12,5 V diumpankan ke resistor R22 yang sebesar 10k Ohm dan berlanjut ke transistor, maka ditransistor terukur tegangan Vbe = 0,84 Volt. Hal ini dapat menjadi indikator on atau offnya sebuah transistor. Oleh karena nilai Vbe melebihi 0,6 maka disini transistor berstatus on. Rangkaian dari transistornya berupa rangkaian fixed bias. Dengan adanya tegangan diVbe atau tegangan masuk kekaki base sebesar 0,84 Volt (transistor on) maka ada tegangan dari Vcc melewati relay terus melewati kolektor terus ke emitor. Dikarenakan ada arus yang melewati kumparan relay maka switch relay akan bergerak dari kanan kekiri. Dengan sendirinya ada terjadinya loop yang menghidupi motor. Dari batre B3 memberikan suply ke motor dan keindikator lap sehingga motornya hidup. Motor hidup dan motor akan menggerakan pintu garasi agar pintu garasi terbuka.

3) Touch Sensor 2
    
    Ketika didalam garasi terdapat sensor touch. Saat mobil menyentuh touch sensor, maka sensor touch akan mendeteksi adanya sentuhan. Hal ini membuat sensor touch yang awalnya berlogika nol menjadi berlogika satu, ini menandakan touch sensor sudah aktif. Ketika aktif, touch sensor akan mengeluarkan tegangan output sebesar 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan masuk kekaki non inverting dari rangkaian Buffer (penguat satu kali) sebagai sinyal inputan (Vin = 5 Volt). Pada rangkaian buffer terjadi penguatan satu kali sehingga Vout = Vin. Dikarenakan nilai V in = 5 volt maka Vout = 5 Volt. Didapatkan nilai Vout melalui perhitungan sebesar 5 V. Hal ini juga bernilai sama dengan yang ditunjukan oleh voltmeter dibagian output rangkaian Non-Inverting Amplifier yaitu 5 V. Nilai Vout = 5 V menunjukan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar 1 kali lipat dari sinyal awalnya dan tidak terjadi perubahan fasa. Setelah dari rangkaian buffer, tegangan 5 V diumpankan ke resistor R14 yang sebesar 3k Ohm dan berlanjut ke transistor, maka ditransistor terukur tegangan Vbe = 0,89 Volt. Hal ini dapat menjadi indikator on atau offnya sebuah transistor. Oleh karena nilai Vbe melebihi 0,6 maka disini transistor berstatus on. Rangkaian dari transistornya berupa rangkaian self bias. Dengan adanya tegangan diVbe atau tegangan masuk kekaki base sebesar 0,89 Volt (transistor on) maka ada tegangan dari Vcc melewati relay terus melewati kolektor terus ke emitor. Dikarenakan ada arus yang melewati kumparan relay maka switch relay akan bergerak dari kanan kekiri. Dengan sendirinya ada terjadinya loop yang menghidupi motor. Dari batre B3 memberikan suply ke motor dan keindikator lap sehingga motornya hidup. Terlihat adanya indikator lampu yang akan hidup yang menandakan rangkaian berhasil dijalankan. Motor akan hidup dan motor akan menurunkan mobil.

4) Infrared Sensor

    Ketika ingin memarkirkan mobil didalam garasi. Mobil akan menghalangi sinar pancaran infrared dari infrared sensor, maka sensor infrared akan mendeteksi adanya mobil. Hal ini membuat sensor infrared yang awalnya berlogika nol menjadi berlogika satu, ini menandakan infrared sensor sudah aktif. Ketika aktif, infrared sensor akan mengeluarkan tegangan output sebesar 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan masuk kekaki non inverting dari rangkaian Non-Inverting Amplifier sebagai sinyal inputan (Vin = 5 Volt). Pada rangkaian Non-Inverting Amplifier terjadi penguatan, dengan perhitungan Vout = (Rf3/Ri3+1)Vin. Dimana nilai Rf3 = 20k dan Ri2 = 10k sehingga jika dimasukkan kedalam rumus Vout = (20k/10k+1)5 = (2+1)5 = 3x5 = 15 Volt. Didapatkan nilai Vout melalui perhitungan sebesar 15 V. Hal ini juga bernilai sama dengan yang ditunjukan oleh voltmeter dibagian output rangkaian Non-Inverting Amplifier yaitu 15 V. Nilai Vout = 15 V menunjukan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar 3 kali lipat dari sinyal awalnya dan tidak terjadi perubahan fasa. Setelah dari rangkaian Non-Inverting Amplifier, tegangan 15 V diumpankan ke resistor R4 yang sebesar 10k Ohm dan berlanjut ke transistor, maka ditransistor terukur tegangan Vbe = 0,90 Volt. Hal ini dapat menjadi indikator on atau offnya sebuah transistor. Oleh karena nilai Vbe melebihi 0,6 maka disini transistor berstatus on. Rangkaian dari transistornya berupa rangkaian fixed bias. Dengan adanya tegangan diVbe atau tegangan masuk kekaki base sebesar 0,90 Volt (transistor on) maka ada tegangan dari Vcc melewati relay terus melewati kolektor terus ke emitor. Dikarenakan ada arus yang melewati kumparan relay maka switch relay akan bergerak dari kanan kekiri. Dengan sendirinya ada terjadinya loop yang menghidupi motor. Dari batre B1 memberikan suply ke motor dan keindikator lap sehingga motornya hidup. Motor hidup dan motor akan membuka garasi parkir. Ketika infrared sensor off atau berlogika nol. Maka motor akan menutup garasi parkir.

5) Sensor Loadcell

        Ketika mobil telah diparkirkan didalam parkiran. Mobil akan menginjak sensor berat yang terletak di atas lantai parkiran, maka sensor loadcell akan mendeteksi adanya mobil ketika melebihi 22%. Hal ini membuat sensor berat akan aktif. Ketika beban pada loadcell 22%, sensor berat akan mengeluarkan tegangan output sebesar 2,14 volt. Lalu di umpankan ke kaki non inverting OPAMP dan dibandingkan dengan kaki inverting karena tegangan pada kaki non inverting lebih besar maka output OPAMP plus saturasi(+) ,V referensi didapat dari Vref = Persentase potensiomneter X tegangan pada potensiometer . Rangkaian ini adalah detector non inverting dengan Vout = Aol (V1-V2). AOL untuk Op-amp 1458 sama seperti op amp lainnya, dimana terjadi penguatan yang tak terhingga kira kira 100.000 kali. Maka berlakulah rumus Vsaturasi = Vs-2. lalu arus mengalir ke resistor lalu ke kaki base trasintor sehingga tegangan pada kaki base transistor sebesar 0,85 V dengan begitu maka transistor jadi ON ,dengan ON nya transistor maka ada nya arus yang mengalir dari supply menuju relay lalu ke kaki kolektor lalu ke emitor lalu ke ground ,dengan adanya arus yang mengaliri relay sehingga relay menjadi ON ,sehingga switch relay bergeser dari kanan ke kiri lalu ke batrai 12V dan motor bergerak sehingga lampu indikator menyala dan motor listik pun hidup. ketika motor hidup maka mobil yang baru masuk tidak akan diarahkan ke parkiran yang telah terisi.

    

6. Video Percobaan [Daftar]

Video Simulasi Berjalannya Rangkaian


Video Prinsip Kerja Rangkaian


7. Download File 

 [Daftar]
  1. HTML Klik disini
  2. Rangkaian _Klik disini
  3. Datasheet Infrared Sensor Klik disini
  4. Datasheet PIR Sensor Klik disini
  5. Datasheet Touch sensor Klik disini
  6. Datasheet Baterai Klik disini
  7. Datasheet Buzzer Klik disini
  8. Datasheet Motor Klik disini
  9. Datasheet Dioda klik disini
  10. Datasheet Relay klik disini
  11. Datasheet Motor klik disini  
  12. Datasheet Lamp klik disini
  13. Datasheet Op-Amp klik disini
  14. Datasheet Loadcell klik disini
  15. Library Sensor Klik disini
  16. Datasheet Voltmeter Klik disini
  17. Datasheet Resistor klik disini
  18. Datasheet Op-Amp klik disini
  19. Datasheet Loadcell klik disini  
  20. Datasheet Potensiometer klik disini 








Komentar

Postingan populer dari blog ini